Termodinamika adalah ilmu tentang temperatur,panas dan pertukaran energi.Termodinamika mempunyai penerapan praktis dalam semua cabang sains dan teknologi seperti halnya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari,dari hubungan dengan cuaca sampai memasak.
A. Teori Kinetik Gas
1. Gas Ideal
Gas dianggap terdiri atas molekul-molekul gas yang disebut partikel. Teori ini tidak mengutamakan kelakuan sebuah partikel tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan menyederhanakan permasalahan teori kinetik gas diambil pengertian tentang gas ideal, dalam hal ini gas dianggap sebagai gas ideal.
Sifat-sifat gas ideal adalah sebagai berikut.
1.Terdiri atas partikel yang banyak sekali dan bergerak sembarang.
2.Setiap partikel mempunyai masa yang sama.
3.Tidak ada gaya tarik menarik antara partikel satu dengan partikel lain.
4.Jarak antara partikel jauh lebih besar disbanding ukuran sebuah partikel.
5.Jika partikel menumbuk dinding atau partikel lain, tumbukan dianggap lenting
sempurna.
6.Hukum Newton tentang gerak berlaku.
7.Gas selalu memenuhi hukum Boyle-Gay Lussac
Seorang Inggris, Robert Boyle (1627-1691) mendapatkan bahwa jika tekanan gas
diubah tanpa mengubah suhu volume yang ditempatinya juga berubah, sedemikian
sehingga perkalian antara tekanan dan volume tetap konstan.
Hukum Boyle dirumuskan :
pV= konstan (asal suhu tidak berubah)
p1V2= p2V2
Jika ada n mol gas, persamaan untuk gas ideal menjadi p V = nRT dimana R adalah konstanta umum gas, berlaku sama untuk semua gas, nilainya R = 8,3144 joule/mol.K = 8,3144.103 Joule/Mol.K atau R = 0,0821 atm liter/mol.K (satuan sehari-hari).
Persamaan diatas menghubungkan tekanan, volume, dam suhu, yang menggambarkan keadaan gas, maka disebut persamaan keadaaan gas atau hukum Boyle-Gay Lussac. Perubahan variable keadaan disebut proses. Proses isotermis adalah proses yang suhu (T) selalu tetap, maka p V = konstan. Proses isobarik adalah proses yang tekanannya selalu konstan, V/T = konstan. Proses isokhorik/isovolume proses yang volumenya selalu tetap p/T = konstan.Jika N adalah jumlah molekulgas dan NA adalah bilangan Avogadro = 6,022.1023 ,maka jumlah mol gas :
n= N/NA
sehingga
p V =N/N A . R. T
p V = N/N A . R. T
p V = N. R/N A . T
Karena k =R/NA == 1,3807.10-23 joule/K
disebut konstanta Boltzman disebut konstanta Boltzman (mengabadikan Ludwig Boltzman (1844-1906) dari Austria) maka, persamaan gas
Ideal menjadi : p V = N.k.T
Jumlah mol suatu gas adalah massa gas itu (m) dibagi dengan massa molekulnya. (
M = Mr )
n=m/Mr
p.V = m.R/Mr.T
Dan karena massa jenis gas (ρ=m/V ) maka kita dapatkan persamaan dalam bentuk sebagai berikut :
p=ρ.m/Mr.T
Jelas terlihat bahwa rapat gas atau massa jenis gas tergantung dari tekanan, suhu dan massa molekulnya.Persamaan gas sempurna yang lebih umum, ialah dinyatakan dengan persamaan :
p.V= n.R.T
Jadi gas dengan massa tertentu menjalani proses yang bagaimanapun perbandingan antara hasil kali tekanan dan volume dengan suhu mutlaknya adalah konstan. Jika proses berlangsung dari keadaan I ke keadaaan II maka dapat dinyatakan bahwa :
p1.V1.T1= p 2 .V2.T2
Persamaan ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac.
Contoh:
1. Massa jenis nitrogen 1,25 kg/m3 pada tekanan normal. Tentukan massa jenis nitrogen pada suhu 42º C dan tekanan 0,97 105 N m-2!
Penyelesaian:
ρ1= 1,25 kg/m3
p1 = 76 cm Hg
T1 = 273 K
T2 = 315 K
p2 = 0,97 . 105 N m-2
p1 = 76 cm Hg = 76 . 13,6 . 980 dyne/cm3
= 101292,8 N m-2
(p1 V1)/T1=(p2.V2)/T2
[p1.(ρ1/m1)]T1=[p2.(ρ2/m2)]T2
101292,8/(273 . 1,25)=0,97.100.000/315ρ2
ρ2 = 0,9638 kg/m3
KALOR JENIS GAS.
Suhu
suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya
dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut kehendak. Pada
tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu
satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu
gas mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang
mempunyai arti praktis yaitu :
- Kapasitas panas pada
volume konstan.
- Kapasitas panas pada
tekanan konstan.
Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan
selalu lebih besar dari pada kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan
selisihnya sebesar konstanta gas umum
(universil) yaitu : R = 8,317
J/mol 0K.
cp - cv = R
cp = kapasitas
panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis )
gas ideal pada volume konstan.
Berdasarkan teori kinetik gas kita dapat menghitung
panas jenis gas ideal,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik )
diperoleh bahwa :
cp=5/2R cv=3/2R
b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh
bahwa :
cp = 7/2R cv=5/2R
USAHA YANG DILAKUKAN GAS.
Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang
mempelajari mengenai pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang
diakibatkan dan usaha yang dilakukan oleh panas.
1. Usaha luar ( W ) yaitu :
Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya terhadap sistem.
Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan dipanaskan (
pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V.
Usaha
yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar :
W = p.V
2. Usaha dalam ( U ) adalah :
Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu sistem pada bagian lain dari sitem
itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha dalam adalah berupa
gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang dipanaskan menjadi lebih cepat.
Energi dalam suatu gas Ideal
adalah :
HUKUM I TERMODINAMIKA.
Dalam suatu sistem yang mendapat panas sebanyak Q akan terdapat perubahan energi dalam (U ) dan melakukan usaha luar (W ).
Q = U + W
Q = kalor yang masuk/keluar sistem
U = perubahan energi dalam
W = Usaha luar.
sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan
Boyle-GayLussac
Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V
maka dapat grafik sebagai berikut :
Pemanasan
Pendinginan
Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V2
- V1 ). karena itu hukum I termodinamika dapat dinyatakan :
Q = U + p ( V2 - V1 )
Panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gas
pada tekanan tetap dapat dinyatakan dengan persamaan :
Q = m cp ( T2 - T1 )
Pertambahan energi dalam gas dapat pula dinyatakan
dengan persamaan :
U = m cv ( T2 - T1 )
Karena itu pula maka usaha yang dilakukan pada
proses isobarik dapat pula dinyatakan dengan persamaan :
W =Q - U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1
)
m = massa gas
cp = kalor jenis
gas pada tekanan tetap
cv = kalor jenis
pada volume tetap.
2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )
Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat
gambar )
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum
Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka
grafiknya sebagai berikut :
Pemanasan
Pendinginan
Karena V = 0 maka W = p . V
W
= 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )
Q = U2 - U1
Kalor yang diserap oleh sistem hanya dipakai untuk
menambah energi dalam (U )
Q = U
U = m . cv ( T2 - T1 )
.
3. Hukum I
termodinamika untuk proses Isothermik.
Selama proses suhunya konstan.
( lihat gambar )
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.
P1 V2
= P2 V2
Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka
grafiknya berupa :
Pemanasan
Pendinginan
Karena suhunya konstan T2 = T1
maka :
U = U2 - U1
= n R T2
- n R T1
= 0 ( Usaha dalamnya nol )
Kalor yang diserap sistem hanya dipakai untuk usaha
luar saja.
ln x =2,303 log x
4. Hukum I
Termodinamika untuk proses Adiabatik.
Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem
jadi Q = 0
( lihat gambar )
Sebelum proses Selama/akhir proses
oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar
sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka
berupa :
Pengembangan
Pemampatan
Karena Q = 0 maka O = U + W
U2 -U1 = -W
Bila W negatif ( -W = sistem ditekan ) usaha dalam sistem (U ) bertambah. Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan
volume gas pada proses adibatik, dapat dinyatakan dengan persamaan :
T.Vy-1 = konstan atau
T1.V1y-1 = T2.V2y-1
Usaha yang dilakukan pada proses adiabatik adalah :
W = m . cv ( T1
- T2 ) atau W =
( V2g-1 - V1g-1 )
Juga
berlaku persamaan : P1.V1y = P2.V2y