Keperawanan

           Dari dulu hingga sekarang,untuk mayoritas masyarakat timur(khususnya pria) keperawanan sangatlah penting. Seorang gadis atau wanita yang diketahui sudah tidak perawan saat hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama pernikahan akan di cap sebagai wanita murahan atau wanita yang tidak baik, karena tidak bisa menjaga keperawanannya dan mengakibatkan ketidak serasian hubungan rumah tangga atau bahkan dicerarikan.

Mengapakah begitu?



            dalam sudut pandang pria,mereka merasa dikecewakan karena istrinya tidak bisa menjaga keperawananya,merasa dikhianati,dibodohi,atau karena memang tujuan utama dari menikah adalah berhubungan seks.Begitu tragis bila ternyata pilihan terakhirlah yang mungkin merupakan tujuan menikahi seorang wanita.Karena tidak akan ada bedanya antara PK(penjahat kelamin) dengan pria tsb,hanya mungkin seorang PK yang halal berkedok agama.

          Padahal kenyataanya,belum tentu seorang wanita tidak perawan karena dia nakal atau sengaja melakukan hubungan seks,namun banyak faktor yang menyebabkan hilangnya keperawanan seorang wanita seperti :
1.Terjatuh dan vagina membentur keras sehingga menyobek selaput dara
2.Kecelakaan ketika berolahraga seperti bersepeda,menunggang kuda ataupun cheerleader
3.Kelainan yang menyebabkan harus disobeknya selaput dara
   (contoh:ada beberapa kasus penyumbatan pembuluh darah di vagina sehingga menstruasi tersumbat)
   masih banyak contoh yang lain namun yang umum terjadi adalah 3 contoh diatas.

        Sehingga kaum pria diharapkan lebih bisa bersikap bijak dan tidak langsung menghakimi dengan hal yang dia sendiri kurang mengerti asal muasalnya.Bayangkan saja betapa tidak adilnya apabila seorang wanita dilarang menikah ataupun diceraikan karena ketidakperawananya yang disebabkan oleh kecelakaan,hal yang juga tidak diharapkan oleh wanita.Sebaiknya kaum pria lebih bersikap bijaksana dan tidak asal menghakimi hal yang tidak diketahui asal muasalnya.

         Namun berbeda soal apabila kelalaian tersebut ada di pihak wanita,kembali lagi pada kesediaan cinta si pria untuk menerimanya apa adanya atau menceraikan.Namun saran dari penulis sebaiknya ditinjau dulu dari segi terjadinya,apakah hubungan pranikah tersebut terjadi karena pemerkosaan ataupun kesengajaan.Seandainya kesengajaan pun itu hanya sekedar masa lalu,yang tidak perlu lagi dibahas karena tidak akan mengubah apapun tapi dimaknai positif.Selalu berilah kesempatan.



     

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds.